WARTA .............. BERITA .............. KABAR ............... KIM IJO > > > Informasi Mbatu

Salam

SUGENG RAWUH > > > SALAM IJO > > > SALAM SATU JIWA

Jumat, 30 Maret 2012

Hakekat Mental




1. Pengertian Mental

Mental berasal dari kata latin yaitu mens, mentis yang artinya: jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat (Kartini Kartono, 1987:3). Sedangkan dalam kamus psikologi Kartini Kartono, (1987:278) mengemukakan:

Mental adalah yang berkenaan dengan jiwa, batin ruhaniah. Dalam pengertian aslinya menyinggung masalah: pikiran, akal atau ingatan. Sedangkan sekarang ini digunakan untuk menunjukkan penyesuaian organisme terhadap lingkungan dan secara khusus menunjuk penyesuaian yang mencakup fungsi-fungsi simbolis yang disadari oleh individu.

Pengertian mental dalam kamus besar bahasa Indonesia, (1991:647) adalah“Berkenaan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga, Bukan bersifat badan atau tenaga: bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan melainkan juga pembangunan batin dan watak”.

Mental secara istilah dapat diartikan dengan “semangat jiwa yang tegar, yang aktif, yang mempengaruhi perilaku hidup dan kehidupan manusia” (Mawardi Labay El- Sulthani,2001:2).

Melihat dari pernyataan diatas, maka mental bisa diartikan sesuatu yang berada dalam tubuh (fisik) manusia yang dapat memepengaruhi perilaku, watak dan sifat manusia di dalam kehidupan pribadi dan lingkungannya.

2. Ruang Lingkup Mental

Dalam Agama Islam keterpisahan antara ilmu pengetahuan dan masalah agama tidaklah terjadi. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang berjalan seiringan dan tidak terpisahkan. Oleh karena itu bagi seorang Muslim untuk membuat pemisahan antara pendekatan psikologi dan agama itu tidak mungkin, karena kajian manusia banyak disebut-sebut dalam Al- Quran.
Djamaludin Ancok mengemukakan :

Kajian tentang diri manusia banyak disebut-sebut Allah SWT dalam Al- Quran Antara lain “kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri” (QS.41:45). Ayat ini mengisyaratkan bahwa di alam semesta maupun dalam diri manusia terdapat suatu yang menunjukkan adanya tanda-tanda kekuasaan Allah. Yang dimaksud dengan “sesuatu” di sana adalah rahasia-rahasia tentang keadaan alam dan keadaan manusia (Djamaludin Ancok, 2001:148).

Kalau dikaji lebih jauh ayat-ayat Al-Quran dapat ditangkap bahwa manusia menenmpati posisi penting, seperti yang tertera dalam Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah berbicara tentang manusia “Khalaqol insaana min’alaq”. Dapat diperhatikan dengan cermat, ada salah satu yang berkenaan dengan manusia yaitu jiwa.

Sedangkan dalam kajian psikologi masa kini ruang lingkup jiwa (mental) berkisar pada: tri- dimensionaraga (organo-biologi): jiwa (psiko-edukasi), dan lingkungan sosial budaya (sosio- kultural) sebagai penentuan utama perilaku dan kepribadian manusia. Dalam hal ini unsur raga semata bukan merupakan bidang kajian mental, melainkan termasuk bidang kajian bologi dan ilmu kedokteran demikian pula unsur lingkungan sosial budaya “an sich” tidak termasuk lahan mental tetapi bidang cakupan sosiologi dan antropologi. Tetapi sejauh kedua unsur ini berkaitan dengan pengalaman (kejiwaan) manusia, maka sudah tentu psikologi dapat dilibatkan.

Dengan demikian ruang lingkup psikologi secara garis besar adalah bidang-bidang psiko-biologi, psiko-ekstensial, dan psiko-sosial (budaya) dengan segala kemajemukannya (Hanna Djumhana Bastaman, 2001:148).

Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini hanya berkisar pada organo- biologi (psiko-biologi) dan psiko-edukasi (jiwa).

3. Aspek-Aspek Mental

Manusia adalah makhluk yang pada dasarnya baik dan selalu ingin

Kembali padakebenaran yang sejati, karena pada diri manusia mempunyai

Aspek-aspek jiwa yang bisa mempengaruhi segala sikap dan tingkah laku manusia. Bertolak dari pernyataan maka aspek-aspek manusia dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Kartini Kartono (2000:6) mengemukakan bahwa aspek mental yang ada dalam diri manusia adalah keinginan, tindakan, tujuan, usaha-usaha, dan perasaan

b. Zakiah Darajat (1990:32) berpendapat bahwa aspek mental yang ada dalam diri manusia adlah kehendak, sikap, dan tindakan.

c. Mawardi Labay El- Shuthani (2001:3) memnadang bahw aspek mental yang ada dalam diri manusia adalah segala sesuatu yang menentukan sifat dan karakter manusia.

d. IbnuSina (1996:116) berpendapt bahwa aspek mental yang ada dalam diri manusia adalah kesadaran diri, amarah, dan keinginan.

e. Al Ghazali (1989:7)mengemukakan bahwa aspek mental yang ada dalam diri manusia adalah yang merasa, yang mengetahui dan yang mengenal.

f. Hanna Djuhamham Bastaman (2001:64) memandang bahwa aspek mental yang ada dalam diri manusia adalah berpikir, berkehendak, merasa, dan berangan-angan.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa aspek mental yang ad pad diri manusia adalah aspek-aspek yang dapat menentukan sifat dan karakteristik manusia itu sendiri. Perbuatan dan tingkah laku manusia sangat ditentukan oleh keadaan jiwanya yang merupaka motor penggerak suatu perbuatan. Oleh sebab itu aspek-aspek mental tersebut bisa manusia kendalikan melalui proses pendidikan.



Semoga bermanfaat..

Sumber referensi: www.pendidikankita.com

Kamis, 29 Maret 2012

Upaya Mencegah Kecemasan Siswa di Sekolah



Kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya sangat kuat dan bersifat negatif justru malah akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan.

Adalah Sigmund Freud, sang pelopor Psikoanalisis yang banyak mengkaji tentang kecemasan ini. Dalam kerangka teorinya, kecemasan dipandang sebagai komponen utama dan memegang peranan penting dalam dinamika kepribadian seorang individu.

Freud (Calvin S. Hall, 1993) membagi kecemasan ke dalam tiga tipe:

1. Kecemasan realistik yaitu rasa takut terhadap ancaman atau bahaya-bahaya nyata yang ada di dunia luar atau lingkungannya.

2. Kecemasan neurotik adalah rasa takut jangan-jangan insting-insting (dorongan Id) akan lepas dari kendali dan menyebabkan dia berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum. Kecemasan neurotik bukanlah ketakutan terhadap insting-insting itu sendiri, melainkan ketakutan terhadap hukuman yang akan menimpanya jika suatu insting dilepaskan. Kecemasan neurotik berkembang berdasarkan pengalaman yang diperolehnya pada masa kanak-kanak, terkait dengan hukuman dan ancaman dari orang tua maupun orang lain yang mempunyai otoritas, jika dia melakukan perbuatan impulsif.

3. Kecemasan moral yaitu rasa takut terhadap suara hati (super ego). Orang-orang yang memiliki super ego yang baik cenderung merasa bersalah atau malu jika mereka berbuat atau berfikir sesuatu yang bertentangan dengan moral. Sama halnya dengan kecemasan neurotik, kecemasan moral juga berkembang berdasarkan pengalaman yang diperolehnya pada masa kanak-kanak, terkait dengan hukuman dan ancaman dari orang tua maupun orang lain yang mempunyai otoritas jika dia melakukan perbuatan yang melanggar norma

Selanjutnya, dikemukakan pula bahwa kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi dengan tindakan-tindakan yang efektif disebut traumatik, yang akan menjadikan seseorang merasa tak berdaya, dan serba kekanak-kanakan. Apabila ego tidak dapat menanggulangi kecemasan dengan cara-cara rasional, maka ia akan kembali pada cara-cara yang tidak realistik yang dikenal istilah mekanisme pertahanan diri (self defense mechanism), seperti: represi, proyeksi, pembentukan reaksi, fiksasi dan regresi. Semua bentuk mekanisme pertahanan diri tersebut memiliki ciri-ciri umum yaitu: (1) mereka menyangkal, memalsukan atau mendistorsikan kenyataan dan (2) mereka bekerja atau berbuat secara tak sadar sehingga tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Kecemasan dapat dialami siapapun dan di mana pun, termasuk juga oleh para siswa di sekolah. Kecemasan yang dialami siswa di sekolah bisa berbentuk kecemasan realistik, neurotik atau kecemasan moral. Karena kecemasan merupakan proses psikis yang sifatnya tidak tampak ke permukaan maka untuk menentukan apakah seseorang siwa mengalami kecemasan atau tidak, diperlukan penelaahan yang seksama, dengan berusaha mengenali simptom atau gejala-gejalanya, beserta faktor-faktor yang melatarbelangi dan mempengaruhinya. Kendati demikian, perlu dicatat bahwa gejala-gejala kecemasan yang bisa diamati di permukaan hanyalah sebagian kecil saja dari masalah yang sesungguhnya, ibarat gunung es di lautan, yang apabila diselami lebih dalam mungkin akan ditemukan persoalan-persoalan yang jauh lebih kompleks.

Di sekolah, banyak faktor-faktor pemicu timbulnya kecemasan pada diri siswa. Target kurikulum yang terlalu tinggi, iklim pembelajaran yang tidak kondusif, pemberian tugas yang sangat padat, serta sistem penilaian ketat dan kurang adil dapat menjadi faktor penyebab timbulnya kecemasan yang bersumber dari faktor kurikulum. Begitu juga, sikap dan perlakuan guru yang kurang bersahabat, galak, judes dan kurang kompeten merupakan sumber penyebab timbulnya kecemasan pada diri siswa yang bersumber dari faktor guru. Penerapan disiplin sekolah yang ketat dan lebih mengedepankan hukuman, iklim sekolah yang kurang nyaman, serta sarana dan pra sarana belajar yang sangat terbatas juga merupakan faktor-faktor pemicu terbentuknya kecemasan pada siswa.yang bersumber dari faktor manajemen sekolah.

Menurut Sieber e.al. (1977) kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Pada tingkat kronis dan akut, gejala kecemasan dapat berbentuk gangguan fisik (somatik), seperti: gangguan pada saluran pencernaan, sering buang air, sakit kepala, gangguan jantung, sesak di dada, gemetaran bahkan pingsan.

Mengingat dampak negatifnya terhadap pencapaian prestasi belajar dan kesehatan fisik atau mental siswa, maka perlu ada upaya-upaya tertentu untuk mencegah dan mengurangi kecemasan siswa di sekolah, diantaranya dapat dilakukan melalui:

1. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran dapat menyenangkan apabila bertolak dari potensi, minat dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang digunakan hendaknya berpusat pada siswa, yang memungkinkan siswa untuk dapat mengkspresikan diri dan dapat mengambil peran aktif dalam proses pembelajarannya.

2. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru seyogyanya dapat mengembangkan ?sense of humor? dirinya maupun para siswanya. Kendati demikian, lelucon atau ?joke? yang dilontarkan tetap harus berdasar pada etika dan tidak memojokkan siswa.

3. Melakukan kegiatan selingan melalui berbagai atraksi ?game? atau ?ice break? tertentu, terutama dilakukan pada saat suasana kelas sedang tidak kondusif.. Dalam hal ini, keterampilan guru dalam mengembangkan dinamika kelompok tampaknya sangat diperlukan.

4. Sewaktu-waktu ajaklah siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas, sehingga dalam proses pembelajaran tidak selamanya siswa harus terkurung di dalam kelas.

5. Memberikan materi dan tugas-tugas akademik dengan tingkat kesulitan yang moderat. Dalam arti, tidak terlalu mudah karena akan menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dan kurang tertantang, tetapi tidak juga terlalu sulit yang dapat menyebabkan siswa frustrasi.

6. Menggunakan pendekatan humanistik dalam pengelolaan kelas, dimana siswa dapat mengembangkan pola hubungan yang akrab, ramah, toleran, penuh kecintaan dan penghargaan, baik dengan guru maupun dengan sesama siswa. Sedapat mungkin guru menghindari penggunaan reinforcement negatif (hukuman) jika terjadi tindakan indisipliner pada siswanya.

7. Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self assessment) atas tugas dan pekerjaan yang telah dilakukannya. Pada saat berlangsungnya pengujian, ciptakan situasi yang tidak mencekam, namun dengan tetap menjaga ketertiban dan objektivitas. Berikanlah umpan balik yang positif selama dan sesudah melaksanakan suatu asesmen atau pengujian.

8. Di hadapan siswa, guru akan dipersepsi sebagai sosok pemegang otoritas yang dapat memberikan hukuman. Oleh karena itu, guru seyogyanya berupaya untuk menanamkan kesan positif dalam diri siswa, dengan hadir sebagai sosok yang menyenangkan, ramah, cerdas, penuh empati dan dapat diteladani, bukan menjadi sumber ketakutan.

9. Pengembangan menajemen sekolah yang memungkinkan tersedianya sarana dan sarana pokok yang dibutuhkan untuk kepentingan pembelajaran siswa, seperti ketersediaan alat tulis, tempat duduk, ruangan kelas dan sebagainya. Di samping itu, ciptakanlah sekolah sebagai lingkungan yang nyaman dan terbebas dari berbagai gangguan, terapkan disiplin sekolah yang manusiawi serta hindari bentuk tindakan kekerasan fisik maupun psikis di sekolah, baik yang dilakukan oleh guru, teman maupun orang-orang yang berada di luar sekolah.

10. Mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai kekuatan inti di sekolah guna mencegah dan mengatasi kecemasan siswa Dalam hal ini, ketersediaan konselor profesional di sekolah tampaknya menjadi mutlak adanya.

Melalui upaya ? upaya di atas diharapkan para siswa dapat terhindar dari berbagai bentuk kecemasan dan mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat secara fisik maupun psikis, yang pada gilirannya dapat menunjukkan prestasi belajar yang unggul

Rabu, 21 Maret 2012

WALIKOTA Batu Resmikan Desa Gunungsari sebagai Desa Petik Bunga



Batu(21/3/2012) - Ditunjang dengan alam, dan cuaca yang mendukung, menjadukan Kota Batu mempunyai kesuburan tertentu untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman, utamanya bunga. Tak heran banyak bunga yang dihasilkan di kota apel ini, mulai mawar, aggrek, risan, dan berbagai bunga lainnya.
Potensi besarnya bunga khususnya mawar yang ada di kota wisata ini, berhasil menggaet hati Walikota Batu untuk meresmikan wisata petik bunga di desa Gunungsari. Acara yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian Perkebunan Kota Batu sukses digelar dengan menghadirkan ratusan petani desa gunungsari dan sekitarnya.
Walikota Batu, yang didampingi Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua DPRD, Sekda, serta pimpinan SKPD melakukan pemotongan pita sebagai tekad menjadikan desa yang terletak kurang lebih lima kilometer dari Balaikota Batu itu menjadi desa wisata petik bunga.
Dalam sambutannya Walikota Batu Eddy Rumpoko menyatakan, kalau potensi besarnya jumlah mawaryang ada perlu dikembangkan, ”Saya berharap petani bunga menjadi pioner, pelopor memperkenalkan bunga ke wisatawan, bukan Walikota, Kades saja, tapi masyarakat sendiri,” Kata Walikota Eddy Rumpoko.
Menurut ER, sapaan akrab Eddy Rumpoko, menambahkan kalau potensi produsi mawar yang besar di desa Gunungsari ini belum benar-benar terekplorasi, “Sepanjang jalan yang saya lihat, bunga mawar masih banyak dijumpai ditegalan dan sawah, belum ke sekolah-sekolah, rumah-rumah, masjid, serta tempat yang lain,” kata ER semangat. Padahal menurutnya jika keberadaan mawar sudah menjamur didesa ini, tidak menutup kemungkinan wisatawan akan datang ke desa yang berada dilereng gunung itu.
Menurut dia, wisatawan yang pertahun mencapai 2,5 Juta orang itu, diperkirakan akan meningkat, dan sebagian mengarah ke desa gunungsari jika cita-cita menjadikan desa ini sebagai desa wisata petik bunga berhasul dibangun. Walikota juga berpesan agar, agar penjualan bunga tidak dijadikan kegiatan transaksional semata yang dilakukan di Jakarta, melainkan di Kota Batu ini pula, wisatawan dan pembeli bungapun dapat bertransaksi.
Untuk membuat harapan menjadi kenyataan perlu juga didukung ikon yang menunjang petik bunga, “Perlu ada monumen bunga mawar yang dibagun disini, kades maupun camatnya membikin ucapan selamat datang wilayah petik bunga,” ungkap pengusaha sukses ini. ER sapaan akrab Eddy Rumpoko juga menegaskan, kalau ini dapat terealisir tidak menutup kemungkinan dirinya akan membawa investor masuk ke desa ini.
Dalam kesempatan itu, walikota juga berpesan pada para petani desa gunung sari dan masyarakat yang tinggal didekat gunung agar tetap menjaga alam sebagai asset yang harus dimanfaatkan dan musti terus dijaga, “Hutannya jangan dibakar, dicuri kayunya, ditebang,”kata Walikota. Sebab jika itu terjadi dapat menyebabkan longsor, panas serta ketidaknyamanan. Hal ini memicu keengganan wisatawan untuk datang.
Dalam kesempatan itu, acara dengan tema “Menyongsong Wisata Petuk Binga di Desa Gunungsari” itu juga membuka sesi tanya jawab. Rata-rata petani yang bertanya berharap agar pemerintah dapat terus memperhatikan nasib petani, utamanya petani bunga yang ada di Kota Batu.

INGIN NEGARA MENJADI KAYA , SEJAHTERAKAN BANGSA DAHULU.





selamat bertemu kembali dengan kami bagi pembaca semua.
pasti teman sering melihat berita - berita yang ada di portal berita dan media apapun yang sering sekali membahas soal APBN dan politik di negeri kita yang carut marut.
 

Sebenarnya membahas mengenai politik adalah suatu hal yang membosankan sekali tapi apa boleh buat,kita adalah bangsa yang ingin maju dan membutuhkan sebuah perubahan.
Tidak usah melakukan demonstrasi atau aksi anarkis lainnya.
 

Kita memanfaatkan media online saja untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan membuat teguran bagi para wakil kita di pemerintan.
 

hal yang ingin kami tanyakan adalah ,Apa yang kurang dari negara kita ini ?
Kita memiliki Sumber daya alam yang berlimpah dan sumber daya manusia yang hebat dan banyak juga,tapi mengapa kita masih tidak bisa dikategorikan dengan negara yang sejahtera taraf hidup nya ?
 

Menurut hemat kami,Negara kaya bukan hanya dari pendapatan atau jumlah orang kaya di dalamnya tapi bagaimana tingkat kesejahteraan warga nya.
Lantas hal inilah yang menjadikan kami mengangkat artikel dengan tema diatas.
Boleh jadi negara kita ini sebenarnya kaya tapi hanya kurang kaya lagi.
dari situasi yang ada,tingkat kesejahteraan yang tidak merata membuat negara kita menjadi semakin terpuruk dengan berbagai macam masalah didalamnya.
 

Apalagi para pejabat di negara ini malah sibuk dengan urusan politiknya yang sangat membuat negara ini semakin terbawahkan.
Bisa dikatakan negara kita lebih semakin maju dari sebelumnya dari banyak aspek terutama teknologi,namun hal itu bertolak belakang dengan tingkat pendapatan dan taraf hidup baik di masyarakat terutama mereka yang jauh dari pusat pemerintahan.
 

Apakah anda yakin kita sudah bebas dari buta aksara ?
Apakah anda yakin ,saudara kita yang jauh di pelosok menikmati terangnya lampu dan enaknya menonton TV ?
Apakah teman semua yakin teman kita di daerah terpencil dan pedalaman sudah makan dengan asupan yang sehat dan memadai ?
 

Hal inilah yang sangat kontras dengan mereka yang hidup di kota ,tentu cara yang paling tepat adalah mengalokasikan dana untuk menjamah bukan hanya dareha kota tapi juga daerah - daerah yang jauh dari kota.
Meningkatkan kualitas pendidikan adalah hal yang paling penting, menyediakan fasilitas kesehatan di setiap pelosok dusun dan memberikan pengarahan dan penyuluhan mengenai banyak hal positif sangat penting.
 

Jadi di harapkan sekali Pemerintah kita tidak bingung dengan mau bangun ini atau itu,mau beli ini atau itu, kalau kita anggap hal itu masih bisa ditunda mendingan ditunda saja dan dialihkan untuk melakukan rekonstruksi pada negara ini.
 

Dan sangat diharapkan juga para pejabat kita tidak kukuh dengan ego golongan masing - masing ,dan jika hal itu manyangkut kesehjateraan bangsa ,maka mari kita saling berjabat tangan dan membuat Indonesia bukan hanya negara kaya tapi juga sejahtera.
 
Semoga tulisan yang sedikit ini dapat mambantu dan dapat menjadi bahan pertimbangan kita bersama .

Senin, 19 Maret 2012

Jangan Ada Rekayasa Laporan




Suburnya praktek korupsi di negeri ini, dari waktu ke waktu memang semakin mengkhawatirkan, bahkan korupsi sudah mewabah dari pemerintah pusat hingga daerah, dari pejabat tinggi sampai pejabat rendahan. Melihat hal itu, pemerintah kota Batu terus berupaya untuk memerangi momok penyakit yang merugikan negara itu dengan berbagai langkah.

“Pemerintah Jawa Timur, dan semua Kepala Daerah beberapa waktu yang lalu menandatangani fakta integritas anti korupsi, yang menandakan komitmen melawan korupsi,” demikian tegas Wakil Walikota Batu H.A. Budiono dalam amanat apel rutin di Stadion Bratntas senin pagi (19/2). Menurutnya ini salah satu langkah yang efektif demi menekan praktek korupsi yang kian menggurita.

Menurutnya, dengan sikap pemerintah provinsi yang membuat komitmen dengan semua kepala daerah itu, musti dapat dijalankan oleh pemerintah daerah utamanya Kota Batu, dengan bersungguh-sungguh serta jujur dalam menjalankan tugas, “Kalau peraturan dilakukan dengan baik, tanpa rekayasa, pasti selamat semuanya,” tambah H.A.Budiono semangat, disambut tepuk tangan peserta apel.

Budiono juga mewanti-wanti pejabat dan pegawai untuk menghindari korupsi sesuai penanda-tanganan fakta integritas yang dilakukan di grahadi Surabaya itu,”Katakan tidak pada korupsi, jangan ada kegiatan fiktif, jangan ada pencairan yang melebihi spesifikasi, serta jangan mau menandatangani hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan,” ungkap Wakil Walikota.

Wakil Walikota H.A. Budiono juga menyampaikan, kalau dalam waktu dekat akan ada pemeriksaan dari BPK, sehingga SKPD terkait harus menyambut kedatangan BPK dengan baik, “Berikan keterangan yang sesuai pada auditor, rekomendasi yang belum dilaksanakan harus ada penyelesaian dari leading sector masing-masing, termasuk pajaknya,” ungkap Wakil Walikota yang pagi itu mengampil pimpinan apel menggantikan Walikota Batu Eddy Rumpoko yang berhalangan hadir, karena ada acara lain.

Dalam apel Wakil Walikota H.A.Budiono juga menginstruksikan pada semua pejabat supaya tidak keluar kota menunggu kenaikan BBM, “Jangan meninggalkan kota, terutama camat menjelang kenaikan BBM” ungkap Wakil Walikota. Menurutnya, seriusnya rencana kenaikan BBM april mendatang, Wakil Walikota berharap agar pejabat segera mengkoordinasikan pada Kepala Daerah, agar situasi aman benar-benar terjaga di kota apel ini.

Menurut Budiono, meski saat ini pemerintah sudah mengantisipasi kenaikan BBM ini dengan berbagai cara, tidak menutup kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi. Untuk itu Pemkot harus siap menghadapi dampak yang terjadi.



Kamis, 15 Maret 2012

Definisi Psikologi




Psikologi yang dalam istilah lama di sebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa Inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau bisa di sebut ilmu yang mempelajari kejiwaan.

Psikologi pada mulanya di gunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai dari yang primitive sampai yang modern. Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuwan dan filosof, pisikologi memiliki batasan-batasan tertentu yang berada di luar kaedah keilmuan dan etika falsafi. Kidah saintifik dan patokan etika filosofi ini tak dapat di bebankan begitu saja sebagai muatan psikologi (Rebek, 1988)

Karena kontak dengan di siplin itulah, maka maka timbul berbagi macam defenesi psikologi yang stu sama lain berbeda, Seperti :
  1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
  2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
  3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior); dan lain-lain defenisi yang sangat tergantung pada sudut pandang yang mendefenisikannya
Namun secara lebih spesifik (khusus), psikologi lebih banyak di kaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini psikologi di defenisikan sebagi ilmu pengetahuan yang berusah memehami prilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan (Gleitman, 1986).

Bruno (1987), membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada perinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”kehidupan mental”, ketiga psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “ tingkah laku” organisme.

Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai “ …the science of humen and animal behavior, the study of the organism in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment. (Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam kerumitannya ketika bereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakan yang mengubah lingkungan). Sementara itu, Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld seperti yang di kutip Sarwono (1976) mendefinisikan psikologi jauh lebih sederhana daripada defenisi di atas, yakni psikologi ialah studi tentang hakikat manusia.

Selanjutnya, dalam Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) membatasi arti psikologi sebagai “Cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respons organisme dan hubungannya dengan lingkungan.

Dalam defenisi-definisi di atas tampak jelas persamaan-persamaan di samping perbedaan pandangan para ahli. Namun terlepas dari perbedaan dan persamaan tersebut, pendapat yang lebih relevan (berkaitan dengan kepentingan) untuk di pedomani sehubungan dengan topik-topik pembahasan dalam buku ini adalah pendapat Gleitman dan Boring dam Lengfeld. Pendapat itu juga disamping tidak berbelit-belit juga hanya menitik beratkan pada kepantingan organisme manusia.

Pendapat-pendapat itu sesuai dengan kenyataan yang anda selama ini, yakni para ahli pada umumnya lebih banyak menekankan penyelidikan terhadap tingkah laku manusia yang bersifat jasmaniah (aspek psikomotor) maupun yang bersifat rohaniah (aspek kognitif dan apektif). Tingkah laku psikomotor (ranah kersa) bersifat terbuka. Tingkah laku terbuka meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan, dan seterusnya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berpikir, berkeyakinan, berperasaan dan seterusnya.

Alhasil, secara singkat dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa psikologi adalah “ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia”

semoga bermanfaat..

Sumber referensi : www.pendidikankita.com