WARTA .............. BERITA .............. KABAR ............... KIM IJO > > > Informasi Mbatu

Salam

SUGENG RAWUH > > > SALAM IJO > > > SALAM SATU JIWA

Minggu, 06 Maret 2011

PESONA TEBANG LAYANG (PARALAYANG) GUNUNG BANYAK KOTA BATU

 Terbang Layang Lebih Menakjubkan

PESONA Kota Batu yang tidak dimiliki daerah lain, adalah kegiatan paralayang termasuk puncak Gunung (bukit) Banyak yang dijadikan take off olahraga ini. Lokasi pendaratan pilot paralayang di Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, juga bisa dinikmati wisatawan. Apalagi bukit yang jadi sandaran obyek wisata Songgoriti, itu merupakan tempat favorit bagi pecandu paralayang di Indonesia.
Puncak Gunung Banyak, ada pada ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut merupakan lokasi yang sangat asyik untuk take off atau sekadar nongkrong. Dari ketinggian tersebut, semua ragam pemandangan Kota Batu maupun Kota Malang, lahan pertanian hingga pegunungan, bisa dinikmati dengan leluasa.
Kondisi jalan dari lokasi landing ke take off itu, sudah cukup bagus. Wisatawan maupun pilot paralayang, bisa mengendarai kendaraan menggunakan jalur Payung atau Bukit Klemuk. Selepas dari jalan beraspal, kendaraan masih mudah menuju puncak Gunung Banyak, karena keberadaan jalan yang sudah rabatan.
Suasana lebih asyik lagi, karena wisatawan juga bisa bermalam di kawasan Dusun Songgoriti. Lokasi ini, merupakan kampung yang menjadi pusat vila. Wisatawan pun bisa membaur dengan petani, yang setiap pagi bergelut dengan Lumpur sawah, benar-benar mengasyikkan bila mau ikutan memanen sayuran.
Suasana paling menakjubkan, ketika wisatawan melakukan tendem (terbang bersama pilot paralayang). Banyak operator paralayang memberikan jasa tandem, dengan cukup membayar antara Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu. Hanya dengan uang sebesar itu, wisatawan sudah bisa putar-putar di udara sambil menikmati keindahan pemandangan kota maupun menggapai awan.
‘’Kalau ada wisatawan ingin merasakan tandem, hal itu akan lebih baik. Mereka tidak hanya bisa menikmati suasana pemandangan dari bawah, tetapi juga saat mereka berada di udara. Suasana tentu sangat berbeda, ketika mereka masih berada di daratan dan udara,’’ ujar Fauzi Veri Sandi, salah satu operator Paralayang kepada Mingguan Kota Wisata.
Peralatan paralayang sangat ringan, berat seluruh perlengkapannya (parasut, harness, parasut cadangan, helmet) sekitar 10 – 15 kilogram. Peralatan olahraga ini juga sangat praktis, karena dapat dimasukkan ke dalam ransel yang dapat digendong di punggung. Sedangkan bagi wisatawan, peralatan itu sudah disediakan oleh operator sehingga tidak perlu repot.
Ketika tandem, wisatawan juga tidak perlu susah-susah mengendalikan parasit terbang. Masalahnya, pilot sudah bisa mengendalikan kain itu hingga berputar-putar di udara yang akhirnya bisa mendarat di lapangan Songgomaruto.
Fasilitas paralayang di Kota Batu pun, sudah sangat lengkap. Baik untuk take off dan landing. Pada lokasi landing, tempat tersebut sudah ada pendaratan khusus. Begitu juga dengan fasilitas pendukung, seperti tempat istirahat dan toilet. Sementara di lokasi take off, juga dilengkapi gardu pandang serta keberadaan toilet yang memadai.
(febri setyawan/samsuliono)


sumber : http://koranwisatabatu.com/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=34&Itemid=64  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar